Upgrade Diri, Nyalakan Mimpi Lewat Gen-Zenius

- Jurnalis

Kamis, 14 Agustus 2025 - 14:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dian Mustika Maharani, Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang, Jurusan Hubungan Internasional (Foto/Ist).

i

Dian Mustika Maharani, Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang, Jurusan Hubungan Internasional (Foto/Ist).

OPINI | KLIKTIMES.ID – Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bertajuk “Upgrade Diri, Nyalakan Mimpi Lewat Gen-Zenius” adalah salah satu bentuk nyata dari hilirisasi hasil penelitian kampus yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.

Melalui PMM, mahasiswa tidak hanya menyalurkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah tetapi juga membawa hasil riset agar bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Salah satu implementasinya adalah Gen-Zenius, program yang diadakan pada 14 Agustus 2025 di Panti Asuhan Muhammadiyah Blitar.

Program Gen-Zenius lahir dari riset yang mengungkap tantangan psikologis khas yang dialami remaja panti. Mereka kerap merasa terasing dari dukungan emosional keluarga inti, membandingkan diri secara negatif dengan teman sebaya, serta ragu pada potensi dan masa depan mereka. Hilirisasi riset UMM berupaya menjawab kegelisahan ini dengan pendekatan yang bukan hanya inspiratif, tapi juga berbasis bukti.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Melalui Gen-Zenius, mahasiswa UMM membawa hasil riset itu turun langsung ke masyarakat dengan strategi intervensi yang tepat sasaran: membangun rasa percaya diri melalui pengenalan minat dan bakat, serta membantu peserta menyusun tujuan hidup yang realistis namun ambisius.

Di sinilah semangat “Upgrade Diri” menjadi nyata, yang mengajak remaja panti menggali potensi terdalam mereka. Dan “Nyalakan Mimpi” bukan hanya slogan, melainkan momen ketika informasi tentang peluang beasiswa dan akses pendidikan tinggi menjadi bahan bakar baru bagi keyakinan mereka.

Selama kegiatan berlangsung, metode sharing pengalaman dan diskusi interaktif digunakan untuk mendorong peserta berani berbicara, mengungkapkan impian, dan merencanakan langkah ke depannya. Ketika paparan tentang peluang beasiswa diberikan, terlihat perubahan ekspresi di wajah para peserta.

Binar mata yang sebelumnya redup mulai memancarkan keyakinan baru: bahwa mereka pun punya kesempatan untuk melangkah sejauh yang mereka mau. Melalui kegiatan ini, mahasiswa berperan sebagai penghubung antara dunia akademik dan kebutuhan masyarakat.

Materi yang disampaikan difokuskan pada penguatan konsep diri, pengenalan minat dan bakat, serta penyusunan tujuan hidup yang realistis. Informasi tentang peluang beasiswa juga diberikan agar peserta memiliki gambaran konkret tentang akses pendidikan yang tersedia.

Secara keseluruhan, kegiatan ini menunjukkan bahwa hilirisasi penelitian bukan hanya soal publikasi atau dokumentasi, melainkan tentang bagaimana hasil riset dapat diimplementasikan secara langsung dan berdampak pada kelompok sasaran. Dengan membawa riset ke ruang-ruang sosial seperti panti asuhan, mahasiswa turut berkontribusi dalam menciptakan perubahan kecil namun bermakna di masyarakat.

Di sebuah ruang sederhana Panti Asuhan Muhammadiyah Blitar, siang itu, belasan pasang mata remaja menatap dengan campuran rasa penasaran dan ragu. Ada yang duduk diam sambil memeluk lutut, ada pula yang sesekali tersenyum malu. Mereka adalah anak-anak yang sejak kecil belajar kuat tanpa pelukan orang tua, tumbuh di tengah keterbatasan, dan sering kali menyimpan mimpi mereka rapat-rapat di dalam hati.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bertajuk “Upgrade Diri, Nyalakan Mimpi Lewat Gen-Zenius” datang sebagai cahaya baru. PMM bukan sekadar rutinitas mahasiswa untuk mengabdi, tapi jembatan nyata yang menghubungkan ilmu dan hasil riset dari kampus ke kebutuhan masyarakat.

Gen-Zenius lahir dari penelitian yang menemukan tantangan psikologis remaja panti, rasa terasing dari dukungan keluarga inti, kebiasaan membandingkan diri dengan teman sebaya, hingga keraguan pada masa depan mereka. Di sini, hasil riset itu tak hanya dipaparkan di atas kertas, tapi dihidupkan dalam interaksi.

Mahasiswa UMM hadir bukan sebagai pengajar yang memberi jarak, melainkan sebagai kakak, sahabat, dan penyemangat. Mereka membantu peserta mengenali minat dan bakatnya, menyusun tujuan hidup yang realistis namun tetap penuh keberanian. “Upgrade Diri” menjadi proses yang membangkitkan kepercayaan diri, sementara “Nyalakan Mimpi” menjadi momen ketika informasi beasiswa dan peluang pendidikan tinggi membakar semangat mereka.

Suasana berubah drastis ketika sesi berbagi mimpi dimulai. Satu demi satu, suara lirih mulai terdengar. Ada yang ingin menjadi guru, tahfizh, dll. Beberapa menyebut cita-cita yang dulu mereka anggap mustahil. Saat paparan beasiswa disampaikan, binar di mata mereka kian jelas. Di balik tatapan itu, seolah ada bisikan yang sama: “Aku juga bisa.”

Firmanda Ibrahim, salah satu mahasiswa pelaksana, menyampaikan kalimat yang menggugah hati:

“Jika aku tidak bisa melakukan hal yang besar, maka aku akan melakukan hal kecil dengan cara yang luar biasa.”

Bagi Firmanda, itu bukan sekadar rangkaian kata indah, tetapi prinsip hidup yang ia buktikan dengan aksi nyata. Melalui langkah sederhana seperti Gen-Zenius, ia percaya dampak positif bisa menjalar, menumbuhkan keyakinan, dan mengubah arah hidup seseorang.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa hilirisasi penelitian bukan sekadar publikasi atau dokumentasi, melainkan keberanian untuk membawa hasil riset ke ruang-ruang yang jarang tersentuh, seperti panti asuhan. Dari sana, benih perubahan kecil namun bermakna mulai tumbuh.

Mungkin kita tidak bisa mengubah dunia sekaligus. Tapi dengan satu langkah, satu program, dan satu sentuhan keyakinan, kita bisa mengubah arah hidup seseorang. Dan siapa tahu, dari ruangan sederhana itu, akan lahir pemimpin, penulis, atau penemu besar masa depan yang hari ini baru saja diberi bekal paling berharga: percaya bahwa mereka mampu.

***

**) Opini Ditulis oleh Dian Mustika Maharani, Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang, Jurusan Hubungan Internasional

**) Tulisan Opini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan tidak termasuk tanggung jawab media klik Times.id

**) Rubrik terbuka untuk umum. Panjang tulisan maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata.

**) Artikel Dikirim ke email resmi redaksikliktimes@gmail.com.

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirimkan apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Klik Times.id.

Follow WhatsApp Channel kliktimes.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Solidaritas yang Terkikis: Alarm Dini dari Paguyuban Rokok Sumenep
Paguyuban Rokok di Ujung Tanduk: Butuh Solidaritas, Bukan Sabotase
Menata Sandal: Ngalap Barokah atau Sekadar Kebiasaan?
Refleksi Identitas PMII dan HMI: Menyikapi Klaim “Yang Tumbuh dari Bawah”
Harlah BNPT: Momentum Teguhkan kembali Tekad untuk Bersama Jaga Indonesia
Gedung yang Tak Tampak: Menapak Jejak PKBM Al-Masthuriyah dari Data ke Fakta
Strategi Menjelaskan Konflik Perang dan Kekerasan di Era Digital kepada Anak dan Remaja
Meneropong Rokatan Budaya Madura melalui Lensa Filsafat Islam: Kearifan Lokal dan Nilai-Nilai Islami

Berita Terkait

Kamis, 14 Agustus 2025 - 14:22 WIB

Upgrade Diri, Nyalakan Mimpi Lewat Gen-Zenius

Selasa, 29 Juli 2025 - 07:54 WIB

Solidaritas yang Terkikis: Alarm Dini dari Paguyuban Rokok Sumenep

Senin, 28 Juli 2025 - 21:14 WIB

Paguyuban Rokok di Ujung Tanduk: Butuh Solidaritas, Bukan Sabotase

Senin, 28 Juli 2025 - 19:32 WIB

Menata Sandal: Ngalap Barokah atau Sekadar Kebiasaan?

Kamis, 17 Juli 2025 - 11:36 WIB

Refleksi Identitas PMII dan HMI: Menyikapi Klaim “Yang Tumbuh dari Bawah”

Berita Terbaru