Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Perempuan Dan Perubahan Sosial Di Madura, Antara Tradisi Dan Emansipasi

Perempuan Dan Perubahan Sosial Di Madura, Antara Tradisi Dan Emansipasi

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month 23 jam yang lalu
  • visibility 31

OPINI, Klik Times – Madura yang terkenal dengan pulau garam merupakan salah satu wilayah yang kaya akan budaya dan tradisi, serta memiliki keunikan tersendiri dalam masalah sosial masyarakatnya. Salah satu hal yang menarik untuk dibahas adalah bagaimana posisi dan peran perempuan di tengah dinamika budaya Madura yang kuat, terutama dalam menghadapi perubahan sosial yang semakin cepat.

Perempuan Madura tidak hanya menjadi penjaga nilai-nilai tradisional, tetapi juga pelaku penting dalam proses emansipasi dan transformasi sosial. Secara historis, kehidupan perempuan Madura dalam masyarakat menjunjung tinggi nilai-nilai patriarki. Hal ini terlihat dari kuatnya peran laki-laki dalam pengambilan keputusan, baik di ranah domestik maupun publik.

Perempuan umumnya diposisikan sebagai pengatur rumah tangga, pendidik anak, dan penjaga moral keluarga. Budaya “malu” (dalam bahasa Madura disebut isè’) sangat dijunjung tinggi oleh perempuan, dan norma sosial menuntut mereka untuk selalu menjaga kehormatan diri dan keluarga.

Meski demikian, perempuan Madura dikenal mempunyai watak yang kuat dan tegas. Banyak perempuan yang terlibat dalam aktivitas ekonomi seperti berdagang di pasar, menjual hasil tani atau laut, serta membantu suami dalam usaha keluarga.

Hal ini menunjukkan, walaupun ruang gerak perempuan Madura dibatasi oleh budaya, mereka tetap mampu memainkan peran penting dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Bahkan dalam beberapa kasus, ketika laki-laki pergi merantau merekalah yang menjadi tulang punggung keluarga.

Namun seiring berjalannya waktu, masuknya pendidikan, media, dan pengaruh globalisasi merubah peran perempuan di Madura. Perempuan mulai menempuh pendidikan lebih tinggi, aktif dalam organisasi sosial, dan berpartisipasi dalam dunia kerja di luar rumah. Mereka mulai memiliki kesadaran akan hak-haknya sebagai individu, baik dalam aspek hukum, pendidikan, maupun sosial. Keadaan inilah yang kemudian memicu munculnya ketegangan antara nilai-nilai tradisional yang mengikat dan semangat emansipasi yang mendorong perubahan.

Dalam pandangan filsafat, manusia adalah makhluk yang memiliki kesadaran, kebebasan, dan tanggung jawab terhadap dirinya dan lingkungannya. Emansipasi perempuan bukan sekadar tentang kesetaraan formal, tetapi tentang pengakuan akan keberadaan perempuan sebagai subjek yang otonom dan rasional.

Dalam konteks Madura, ini berarti memberi ruang bagi perempuan untuk berpikir dan bertindak atas dasar pilihan mereka sendiri, tanpa harus meninggalkan identitas budaya yang telah membentuk jati diri mereka.

Salah satu tantangan utama dalam upaya memperjuangkan emansipasi perempuan di Madura adalah masih kuatnya tekanan sosial dan ekspektasi budaya. Perempuan yang berani bersuara (speak up) atau aktif di ruang publik dianggap melanggar norma. Mereka bisa dicap tidak sopan, tidak tahu diri, atau bahkan “keluar dari kodratnya.” Ini menciptakan dilema besar bagi perempuan yang ingin berkembang tetapi takut dicemooh masyarakat.

Namun, tidak sedikit contoh positif dari adanya perubahan sosial. Kini mulai banyak tokoh perempuan Madura yang menjadi guru, dosen, kepala sekolah, bahkan pejabat publik. Organisasi perempuan, baik berbasis agama maupun sosial, semakin aktif menyuarakan isu-isu kesetaraan gender, kesehatan reproduksi, dan perlindungan perempuan dari kekerasan. Mereka melakukan berbagai kegiatan seperti penyuluhan hukum, pelatihan keterampilan, dan advokasi hak-hak perempuan.

Dalam perspektif filsafat emansipasi, perubahan ini merupakan bagian dari proses pembebasan manusia dari belenggu ketidakadilan dan penindasan struktural. Emansipasi bukan berarti menolak budaya, tetapi menafsirkan ulang budaya secara lebih adil dan manusiawi.

Adanya tradisi tidak sewajarnya menjadi alat pembenaran untuk membatasi hak-hak perempuan, tetapi justru harus menjadi fondasi nilai yang mendorong keadilan dan kemanusiaan. Perlu disadari bahwa perempuan Madura tidaklah homogen. Kondisi sosial dan budaya mereka berbeda-beda, tergantung latar belakang keluarga, pendidikan, dan lingkungan.

Oleh karena itu, pendekatan terhadap emansipasi perempuan Madura tidak bisa diseragamkan. Dibutuhkan pendekatan yang sensitif terhadap konteks lokal, dialog antar generasi, serta partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, termasuk laki-laki.

Langkah nyata yang bisa diambil untuk mendukung emansipasi perempuan di Madura dengan memperluas akses pendidikan yang setara, mendukung perempuan dalam dunia kerja dan usaha, memperkuat lembaga perlindungan perempuan, serta membangun ruang diskusi publik yang mendorong pemikiran kritis terhadap budaya. Keluarga dan lembaga pendidikan harus menjadi tempat awal yang menanamkan nilai kesetaraan dan penghargaan terhadap potensi perempuan.

Akhirnya, perempuan Madura adalah bagian dari perubahan itu sendiri. Mereka bukan hanya objek yang dibentuk oleh tradisi, tetapi juga subjek yang membentuk ulang tradisi agar lebih adil. Dalam filosofi Madura yang dikenal keras namun setia pada nilai-nilai, perempuan hadir sebagai kekuatan yang lembut namun kuat. Mereka bergerak di antara dua dunia, dunia lama yang memeluk tradisi, dan dunia baru yang membawa harapan emansipasi.

Dengan menyadari potensi besar perempuan dalam membentuk masa depan masyarakat, sudah saatnya kita tidak lagi melihat emansipasi sebagai ancaman bagi budaya. Sebaliknya, kita harus melihatnya sebagai jalan menuju masyarakat yang lebih adil, beradab, dan manusiawi. Karena perempuan Madura, dengan segala tantangannya, terus melangkah. Bukan untuk meninggalkan budayanya, tetapi untuk menghidupkannya dengan cara yang lebih bermartabat.

***

**) Opini Ditulis oleh Robiatil Hurriyah, Mahasiswi STIT AL IBROHIMY Bangkalan

**) Tulisan artikel sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan tidak termasuk tanggung jawab media Klik Times.id

**) Rubrik terbuka untuk umum. Panjang tulisan maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata.

**) Artikel Dikirim ke email resmi redaksi Klik Times.id

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirimkan apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Klik Times.id.

  • Penulis: Redaksi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Penolakan Survei Seismik 3D di Perairan Kangean, DPRD Sumenep: “Jangan Paksakan Jika Berat Sebelah”

    Penolakan Survei Seismik 3D di Perairan Kangean, DPRD Sumenep: “Jangan Paksakan Jika Berat Sebelah”

    • calendar_month Kam, 19 Jun 2025
    • account_circle Redaksi
    • visibility 33
    • 0Komentar

    SUMENEP – Penolakan rencana survei seismik tiga dimensi (3D) untuk eksplorasi minyak dan gas (migas) di wilayah perairan dangkal West Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, terus mendapat dukungan dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari anggota Komisi III DPRD Sumenep, Akhmadi Yazid. Menurut Akhmadi, penolakan yang disuarakan masyarakat Kangean merupakan cerminan dari keresahan yang lebih […]

  • Ziarah dan Tabur Bunga, Kapolres Sumenep Pimpin Upacara Peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di TMP Jokotole

    Ziarah dan Tabur Bunga, Kapolres Sumenep Pimpin Upacara Peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di TMP Jokotole

    • calendar_month Sen, 23 Jun 2025
    • account_circle Redaksi
    • visibility 34
    • 0Komentar

    SUMENEP – Menyambut peringatan Hari Bhayangkara ke-79, jajaran Kepolisian Resor (Polres) Sumenep menggelar upacara ziarah dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Jokotole, Senin (23/6/2025) pagi. Kapolres Sumenep AKBP Rivanda, S.I.K. memimpin langsung prosesi yang dimulai sejak pukul 06.00 WIB tersebut. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian resmi memperingati hari lahirnya Kepolisian Negara Republik […]

  • Pernyataan Pengusaha Rokok Ini Tuai Reaksi, Dinilai Singgung Pelaku PR Legal Lain di Sumenep

    Pernyataan Pengusaha Rokok Ini Tuai Reaksi, Dinilai Singgung Pelaku PR Legal Lain di Sumenep

    • calendar_month Rab, 18 Jun 2025
    • account_circle M. Faizi
    • visibility 67
    • 0Komentar

    SUMENEP – Pernyataan kontroversial yang dilontarkan YD, pemilik Perusahaan Rokok (PR) Air Bening Jaya, memantik respons keras dari sejumlah pelaku industri rokok legal di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. YD dalam wawancara yang dimuat beberapa media pada Selasa (17/6/2025) menyebut, “Bukannya saya mau ngaku bagus, cuma pabrik saya yang biasa kerja tiap hari.” Kalimat itu […]

  • DKPP Sumenep Genjot Inovasi Pupuk Organik, Targetkan Pola Makan Sehat

    DKPP Sumenep Genjot Inovasi Pupuk Organik, Targetkan Pola Makan Sehat

    • calendar_month Sen, 30 Jun 2025
    • account_circle Redaksi
    • visibility 20
    • 0Komentar

    SUMENEP – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep terus memacu pengembangan pupuk organik. Tujuannya bukan cuma soal hasil panen, tapi juga demi menciptakan pola konsumsi masyarakat yang lebih sehat. Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid, menyebut bahwa arah kebijakan pertanian saat ini harus mulai bergeser. Dari sekadar mengejar produksi tinggi ke arah kualitas pangan […]

  • Penuh Haru, Bupati Sumenep Sambut Kepulangan Jamaah Haji 2025: Satu Jamaah Wafat di Tanah Suci

    Penuh Haru, Bupati Sumenep Sambut Kepulangan Jamaah Haji 2025: Satu Jamaah Wafat di Tanah Suci

    • calendar_month Kam, 19 Jun 2025
    • account_circle Noval
    • visibility 27
    • 0Komentar

    SUMENEP – Tangis haru dan suka cita menyelimuti Lapangan Parkir GOR A. Yani Pangligur, Sumenep, Rabu (18/6/2025) malam. Ratusan jamaah haji asal Kabupaten Sumenep akhirnya tiba kembali di kampung halaman setelah menunaikan rukun Islam kelima di Tanah Suci. Ratusan keluarga dan kerabat telah berkumpul sejak sore hari, menanti dengan penuh rindu dan doa. Begitu tujuh […]

  • Viral Kekayaan Melesat, YD Diduga Kendalikan Pabrik Rokok Bayangan dan Cukai Ilegal

    Viral Kekayaan Melesat, YD Diduga Kendalikan Pabrik Rokok Bayangan dan Cukai Ilegal

    • calendar_month Sen, 23 Jun 2025
    • account_circle Redaksi
    • visibility 106
    • 0Komentar

    SUMENEP – Sorotan tajam publik tengah mengarah pada seorang pria berinisial YD. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, YD disebut mengalami lonjakan kekayaan yang mencolok, memicu tanda tanya besar di kalangan warganet dan masyarakat Sumenep. Isu ini mencuat setelah sebuah akun TikTok bernama Pan**a mengunggah pernyataan yang menjadi viral. Akun tersebut menyebut YD telah membeli […]

You cannot copy content of this page

expand_less