BeritaNasional

Menagih Janji Khofifah Bangun IISP di Madura, MHK: Sudah Periode Kedua Belum Ada Tanda-tanda Terealisasi

54
×

Menagih Janji Khofifah Bangun IISP di Madura, MHK: Sudah Periode Kedua Belum Ada Tanda-tanda Terealisasi

Sebarkan artikel ini
Foto: Jembatan Suramadu.

JAKARTA | KLIKTIMES.ID – Pembina Ikatan Keluarga Mahasiswa Madura (IKMM)-Jakarta, Mohammad Hafidz Kudsi, menyoroti rencana pembangunan Indonesia Islamic Science Park (IISP) di Madura oleh Pemerintah Pemprov Jawa Timur (Jatim) yang tak kunjung terealisasi.

Hafidz, begitu ia dikenal, menyatakan banyak menerima masukan dan keluhan dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, pemuda dan masyarakat Madura yang menyayangkan janji Gubernur Khofifah Indar Parawansa untuk membangun IISP di Madura yang belum dibangun sampai tahun 2025 ini.

Padahal, kata Hafidz, Gubernur Khofifah merencanakan pembangunan IISP di Madura saat masih menjadi Gubernur Jatim di periode pertama 2019-2024, saat ini di 2025 ia sudah menjabat periode kedua sebagai Gubernur Jatim.

“Kami sangat senang ketika Gubernur Khofifah berencana membangun pusat peradaban dan ekonomi syariah Jatim di Madura dengan nama IISP, dan kami sangat menyayangkan sampai tahun 2025 ini belum juga terealisasi. Saya kira ini menjadi perhatian serius dari berbagai kalangan, baik mahasiswa dan pemuda yang menjadi koneksi kami,” ujar Hafidz dalam keterangannya, Rabu (1/10/2025).

Hafidz juga menyayangkan bahwa rencana pembangunan IISP tersebut hanya memberikan harapan palsu bagi masyarakat Madura. Ini semakin menguatkan bahwa Madura, kata Hafid, hanya menjadi limpahan janji palsu dan tidak pernah menjadi perhatian serius oleh Pemprov Jatim.

“Pembangunan IISP yang diharapkan mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat Madura, perekonomian lokal terangkat, peradaban Islam dan wisata meningkat, hanya menjadi harapan tanpa kejelasan implementasi. Hal ini menguatkan bahwa Madura tak pernah menjadi perhatian serius dari Pemprov Jatim,” tegas Hafidz.

“Masyarakat Madura seolah tidak punya gubernur dan wakil gubernur, dari sejak dulu kurang mendapat perhatian,” lanjutnnya.

Selanjutnya, Hafidz mengatakan bahwa seharusnya Gubernur Khofifah tidak hanya menjadikan pembangunan IISP di Madura sebagai wacana, karena masyarakat sudah menyambut baik dan berharap kesejahteraan terangkat.

“Kami sudah sambut baik wacana membangun IISP di Madura, karena optimis kesejahteraan akan dirasakan masyarakat Madura. Sebab, kemiskinan di Madura masih sangat memprihatinkan dan Gubernur Khofifah juga jangan hanya memberikan janji-janji saja. Madura sudah siap menjadi bangsa yang berkeadaban dan meningkatkan ekonomi lokal, tentu Pemerintah harus ikut berperan penting,” jelas Hafidz.

Terakhir, Hafidz merasa miris melihat data Badan Pusat Statistik atau BPS di tahun 2025, yang merilis angka kemiskinan di Madura sangat tinggi. Hal ini, kata Hafidz, akibat Madura hanya menjadi pusat janji, tidak pernah merasakan realisasi pembangunan nyata dari pemerintah.

Seperti diketahui, berdasarkan data BPS Jatim 2024, tingkat kemiskinan di Madura masih jauh di atas rata-rata Jawa Timur yang berada di angka 10,55%. Angka kemiskinan di Kabupaten Sampang berada di 20,83% dan menjadi daerah tertinggi angka kemiskinannya, disusul Kabupaten Bangkalan 18,66%, Kabupaten Sumenep 17,78% dan Kabupaten Pamekasan 13,41%.

“Apapun alasan khofifah ataupun penjelasan apapun terkait apa yang telah duperbuat untuk pembangunan Madura, namun faktanya Madura tetap menjadi daerah termiskin di Jawa Timur,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *