BeritaDaerah

Lesbumi PCNU Sumenep Gelar Halaqah Budaya #4: “Nye’-Konye’ Gunong” Simbol Moralitas Madura

60
×

Lesbumi PCNU Sumenep Gelar Halaqah Budaya #4: “Nye’-Konye’ Gunong” Simbol Moralitas Madura

Sebarkan artikel ini
Para narasumber menyampaikan pandangan dalam Halaqah Budaya Festival Sapparan Budaya #4 di Aula MWCNU Gapura, Sumenep. Foto/Klik Times.

SUMENEP | KLIKTIMES.ID – Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PCNU Sumenep menggelar Halaqah Budaya bertajuk “Nye’-Konye’ Gunong: Spirit Moralitas Manusia Madura” di Aula MWCNU Gapura, Jumat (26/9/2025). Kegiatan ini merupakan rangkaian Festival Sapparan Budaya ke-4.

Acara tersebut terselenggara berkat kolaborasi Lesbumi PCNU Sumenep, Lesbumi MWCNU Gapura, Sakola’an Tastaman Nurul Anwar Gapura serta sejumlah komunitas lokal. Forum dipandu oleh Zaitun Bening sebagai moderator.

Dua narasumber utama hadir dengan perspektif berbeda. Budayawan sekaligus kiai, K. M. Faizi, menyinggung transformasi intelektual masyarakat Madura, dari kitab klasik Sullam at-Taufiq hingga fenomena modern yang beliau istilahkan “Sulam-Alis”.

“Yang lebih utama adalah glowing batin, bukan sibuk memoles badan,” ujar Faizi. Ia menegaskan, moralitas seharusnya tercermin dalam kehidupan sehari-hari, termasuk kedisiplinan berlalu lintas.

Sementara itu, akademisi Achdiar Redy Setiawan memperkenalkan istilah Virus MERS – akronim dari Materi, Egosentrisme, Rasional dan Sekuler. Menurut doktor lulusan Universitas Malaysia itu, cara pandang transaksional semakin menggerus solidaritas sosial dan nilai luhur masyarakat.

“Kalau ini tidak dikendalikan, solidaritas sosial dan budaya bisa hilang,” tegas Achdiar.

Diskusi berlangsung hangat dengan partisipasi luas, mulai dari pelajar, Muslimat, Fatayat hingga anggota Pramuka.

Melalui Halaqah Budaya ini, Festival Sapparan Budaya #4 kembali menegaskan pesan utamanya: menjaga tradisi sama artinya dengan merawat moralitas. Frasa nye’-konye’ gunong dimaknai sebagai simbol keteguhan moral, sebagaimana gunung yang menjaga keseimbangan hidup masyarakat Madura.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *