Kronologi Dugaan Pelecehan Seksual oleh Bos Konter HP di Sumenep: Iming-Iming iPhone dan Ajakan ke Hotel

- Jurnalis

Rabu, 30 Juli 2025 - 21:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto Ilustrasi.

i

Foto Ilustrasi.

SUMENEP – Dugaan pelecehan seksual yang menyeret pemilik konter HP di Sumenep terus bergulir. Peristiwa memalukan tersebut terungkap setelah mantan pegawai menceritakan kebejatan sang atasan kepada rekan kerjanya.

Cerita bermula dari pemutusan hubungan kerja terhadap seorang pegawai lama, yang dalam laporan ini disebut Bunga (nama samaran) . Tak lama setelah Bunga diberhentikan, posisinya langsung digantikan oleh karyawan baru bernama Dahlia (nama samaran). Keanehan muncul sejak hari-hari pertama Dahlia mulai bekerja.

Kejanggalan Perlakuan Istimewa

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dahlia, yang belum genap seminggu bekerja, diketahui menerima fasilitas mewah seperti gaji besar dan satu unit iPhone. Perlakuan tersebut menimbulkan tanda tanya besar, terutama bagi pasangan Dahlia yang mengetahui kondisi ekonomi mereka sebelumnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Klik Times menyebutkan bahwa pasangan Dahlia akhirnya menanyakan langsung asal-usul pemberian fasilitas tersebut. Dalam sebuah pengakuan yang diceritakan kepada warga pada Senin, 28 Juli 2025, Dahlia mengaku bahwa fasilitas itu diberikan bukan tanpa syarat.

“Saya diajak ke hotel. Katanya kalau nurut nanti dikasih uang dan iPhone,” ujar Dahlia kepada pasangannya, sebagaimana diceritakan ulang oleh warga.

Terkuaknya Pola yang Sama: Nama Bunga Disebut

Pengakuan Dahlia rupanya tak berhenti sampai di situ. Ia juga menyebut nama Bunga, pegawai lama yang telah diberhentikan sebelumnya, sebagai salah satu orang yang juga pernah mengalami ajakan serupa dari Sugiono (nama samaran). Ia menyatakan bahwa praktik bujuk rayu disertai imbalan materi bukanlah hal baru di lingkungan kerja tersebut.

Sugiono, menurut pengakuan Dahlia, telah lebih dulu mendekati Bunga dengan iming-iming fasilitas dan uang, sebagai imbalan dari ajakan yang berujung pada hubungan badan.

Bunga, yang kini tidak lagi bekerja di konter tersebut, membenarkan informasi itu. Ia bahkan menambahkan bahwa ajakan tidak senonoh dari Sugiono juga dialamatkan kepada hampir semua pegawai perempuan yang pernah bekerja di sana.

“Bukan cuma saya atau Dahlia. Hampir semua pegawai perempuan pernah diajak ke hotel,” kata Bunga saat diwawancarai.

Bunga menduga, penolakannya terhadap ajakan itu menjadi alasan utama dirinya diberhentikan.

“Karena saya menolak, lalu diganti dengan yang baru. Katanya lebih penurut,” ujarnya.

Respons Publik dan Desakan Penegakan Hukum

Keterbukaan kedua mantan pegawai itu mendapat respons luas dari warga sekitar. Masyarakat menunjukkan keprihatinan yang mendalam terhadap dugaan eksploitasi seksual terselubung di lingkungan kerja seperti konter ponsel.

Salah satu tokoh masyarakat menyebut bahwa kasus ini harus menjadi perhatian serius aparat penegak hukum.

“Kalau benar seperti itu, ini termasuk kekerasan seksual yang terselubung. Harus ada tindakan hukum,” katanya.

Aktivis perlindungan perempuan, Siti Nurhasanah, juga menyampaikan pandangannya. Ia menyebut bahwa kejadian ini merupakan contoh nyata kekerasan berbasis gender yang masih banyak terjadi di sektor informal dan acap kali luput dari pengawasan.

“Kita mendorong semua korban untuk berani melapor. Kasus seperti ini tidak boleh dibiarkan,” ujar Siti.

Ia juga menekankan pentingnya penguatan lingkungan kerja yang aman dan bebas dari ancaman kekerasan seksual, terlebih di sektor nonformal yang masih minim regulasi dan pengawasan.

“Tempat kerja seharusnya menjadi ruang aman, bukan ruang eksploitasi. Sektor informal juga perlu perhatian serius,” tambahnya.

Sugiono Belum Dapat Dikonfirmasi

Hingga berita ini diterbitkan, Sugiono belum berhasil dihubungi untuk dimintai konfirmasi. Upaya pewarta menghubungi yang bersangkutan melalui berbagai jalur komunikasi masih dilakukan.

Seorang pegawai lain yang disebut bernama Mawar (samaran), juga belum memberikan keterangan. Belum diketahui apakah ia juga mengalami perlakuan serupa atau tidak.

Follow WhatsApp Channel kliktimes.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Perangkat Desa di Sumenep Jadi Tersangka Curanmor, Aktivis Desak Hukuman Maksimal
Langkah Prematur Ubaid Abdul Hayat, Alarm Ingatkan PKDI Terancam Jadi Arena Konflik Kades
Pengurus HMI Komisariat Tarbiyah UIN Madura 2025-2026 Resmi Dilantik di Pamekasan
Kades Sapeken Dilaporkan Atas Dugaan Penganiayaan, Joni Junaidi Bantah: “Itu Bentuk Pembinaan”
Forkopimda Sumenep Luncurkan Video Klip Indonesia Raya, Getarkan Nasionalisme Warga
Dirut RSUD Sumenep Imbau Keluarga Pasien Lebih Disiplin Jaga Kebersihan
Dugaan Anak Aniaya Ayah hingga Tewas di Sumenep, Polisi Lakukan Observasi Kejiwaan
Nova Harivan Paloh Gelar Pesta Rakyat & Bazar UMKM Meriahkan HUT RI ke-80

Berita Terkait

Kamis, 21 Agustus 2025 - 15:52 WIB

Perangkat Desa di Sumenep Jadi Tersangka Curanmor, Aktivis Desak Hukuman Maksimal

Kamis, 21 Agustus 2025 - 13:41 WIB

Langkah Prematur Ubaid Abdul Hayat, Alarm Ingatkan PKDI Terancam Jadi Arena Konflik Kades

Kamis, 21 Agustus 2025 - 13:14 WIB

Pengurus HMI Komisariat Tarbiyah UIN Madura 2025-2026 Resmi Dilantik di Pamekasan

Rabu, 20 Agustus 2025 - 19:01 WIB

Kades Sapeken Dilaporkan Atas Dugaan Penganiayaan, Joni Junaidi Bantah: “Itu Bentuk Pembinaan”

Senin, 18 Agustus 2025 - 22:28 WIB

Dirut RSUD Sumenep Imbau Keluarga Pasien Lebih Disiplin Jaga Kebersihan

Berita Terbaru