SUMENEP – Dugaan pelecehan seksual yang menyeret pemilik konter HP di Sumenep terus bergulir. Peristiwa memalukan tersebut terungkap setelah mantan pegawai menceritakan kebejatan sang atasan kepada rekan kerjanya.
Cerita bermula dari pemutusan hubungan kerja terhadap seorang pegawai lama, yang dalam laporan ini disebut Bunga (nama samaran) . Tak lama setelah Bunga diberhentikan, posisinya langsung digantikan oleh karyawan baru bernama Dahlia (nama samaran). Keanehan muncul sejak hari-hari pertama Dahlia mulai bekerja.
Kejanggalan Perlakuan Istimewa
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dahlia, yang belum genap seminggu bekerja, diketahui menerima fasilitas mewah seperti gaji besar dan satu unit iPhone. Perlakuan tersebut menimbulkan tanda tanya besar, terutama bagi pasangan Dahlia yang mengetahui kondisi ekonomi mereka sebelumnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Klik Times menyebutkan bahwa pasangan Dahlia akhirnya menanyakan langsung asal-usul pemberian fasilitas tersebut. Dalam sebuah pengakuan yang diceritakan kepada warga pada Senin, 28 Juli 2025, Dahlia mengaku bahwa fasilitas itu diberikan bukan tanpa syarat.
“Saya diajak ke hotel. Katanya kalau nurut nanti dikasih uang dan iPhone,” ujar Dahlia kepada pasangannya, sebagaimana diceritakan ulang oleh warga.
Terkuaknya Pola yang Sama: Nama Bunga Disebut
Pengakuan Dahlia rupanya tak berhenti sampai di situ. Ia juga menyebut nama Bunga, pegawai lama yang telah diberhentikan sebelumnya, sebagai salah satu orang yang juga pernah mengalami ajakan serupa dari Sugiono (nama samaran). Ia menyatakan bahwa praktik bujuk rayu disertai imbalan materi bukanlah hal baru di lingkungan kerja tersebut.
Sugiono, menurut pengakuan Dahlia, telah lebih dulu mendekati Bunga dengan iming-iming fasilitas dan uang, sebagai imbalan dari ajakan yang berujung pada hubungan badan.
Bunga, yang kini tidak lagi bekerja di konter tersebut, membenarkan informasi itu. Ia bahkan menambahkan bahwa ajakan tidak senonoh dari Sugiono juga dialamatkan kepada hampir semua pegawai perempuan yang pernah bekerja di sana.
“Bukan cuma saya atau Dahlia. Hampir semua pegawai perempuan pernah diajak ke hotel,” kata Bunga saat diwawancarai.
Bunga menduga, penolakannya terhadap ajakan itu menjadi alasan utama dirinya diberhentikan.
“Karena saya menolak, lalu diganti dengan yang baru. Katanya lebih penurut,” ujarnya.
Respons Publik dan Desakan Penegakan Hukum
Keterbukaan kedua mantan pegawai itu mendapat respons luas dari warga sekitar. Masyarakat menunjukkan keprihatinan yang mendalam terhadap dugaan eksploitasi seksual terselubung di lingkungan kerja seperti konter ponsel.
Salah satu tokoh masyarakat menyebut bahwa kasus ini harus menjadi perhatian serius aparat penegak hukum.
“Kalau benar seperti itu, ini termasuk kekerasan seksual yang terselubung. Harus ada tindakan hukum,” katanya.
Aktivis perlindungan perempuan, Siti Nurhasanah, juga menyampaikan pandangannya. Ia menyebut bahwa kejadian ini merupakan contoh nyata kekerasan berbasis gender yang masih banyak terjadi di sektor informal dan acap kali luput dari pengawasan.
“Kita mendorong semua korban untuk berani melapor. Kasus seperti ini tidak boleh dibiarkan,” ujar Siti.
Ia juga menekankan pentingnya penguatan lingkungan kerja yang aman dan bebas dari ancaman kekerasan seksual, terlebih di sektor nonformal yang masih minim regulasi dan pengawasan.
“Tempat kerja seharusnya menjadi ruang aman, bukan ruang eksploitasi. Sektor informal juga perlu perhatian serius,” tambahnya.
Sugiono Belum Dapat Dikonfirmasi
Hingga berita ini diterbitkan, Sugiono belum berhasil dihubungi untuk dimintai konfirmasi. Upaya pewarta menghubungi yang bersangkutan melalui berbagai jalur komunikasi masih dilakukan.
Seorang pegawai lain yang disebut bernama Mawar (samaran), juga belum memberikan keterangan. Belum diketahui apakah ia juga mengalami perlakuan serupa atau tidak.