PAMEKASAN | KLIKTIMES.ID – Universitas Islam Negeri (UIN) Madura akhirnya bersedia bertemu dengan pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pamekasan, menyusul polemik hilangnya bendera HMI saat aksi demonstrasi mahasiswa pada kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK), Senin (25/8/2025).
Pertemuan tersebut dijadwalkan berlangsung Selasa pekan depan secara tertutup. Sejumlah pejabat kampus akan hadir, termasuk Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Tim Kode Etik UIN Madura. Langkah ini dinilai sebagai bentuk iktikad baik kampus agar persoalan tidak berlarut-larut dan mencederai nilai demokrasi di lingkungan akademik.
Insiden hilangnya bendera HMI di hari pertama PBAK menimbulkan spekulasi negatif terhadap panitia maupun keamanan internal kampus. Bagi kader HMI, bendera organisasi merupakan simbol perjuangan yang sakral. Karena itu, kejadian tersebut memicu kemarahan sekaligus solidaritas dari berbagai cabang HMI di sejumlah daerah.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam aksi protesnya, HMI mengajukan lima tuntutan. Pertama, mencabut SK Rektor tentang PBAK yang dinilai bertentangan dengan SK Dirjen Pendis No. 2939 Tahun 2024 dan SK No. 4962 Tahun 2016. Kedua, segera melaksanakan pemilihan umum mahasiswa (Pemilwa) sebelum PBAK. Ketiga, menghentikan intervensi birokrasi dalam mekanisme demokrasi mahasiswa. Keempat, mempublikasikan anggaran PBAK secara transparan sesuai amanat UU Keterbukaan Informasi Publik. Kelima, melibatkan mahasiswa dalam pengambilan keputusan strategis kampus.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Rektor III UIN Madura menegaskan pihak kampus tidak pernah bermaksud membungkam aspirasi mahasiswa.
“Kami tidak anti kritik. Tapi ada etika yang harus dijaga bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia PBAK sekaligus Ketua Tim Kode Etik UIN Madura, Moh. Hafidz Effendy, menekankan bahwa seluruh rangkaian kegiatan sudah sesuai aturan, termasuk dalam hal pengelolaan anggaran. Ia juga memastikan mahasiswa baru yang sempat ikut aksi telah diperbolehkan kembali mengikuti kegiatan PBAK tanpa hambatan.
Di sisi lain, Pengurus HMI Cabang Pamekasan, Imam Malik dan Moh. Rizal, menyatakan pihaknya akan terus mengawal kasus hilangnya bendera tersebut hingga ada kejelasan dari kampus.
“Masalah ini akan tetap kami tangani dengan serius. Jika tidak ada iktikad baik, kami akan menyampaikan aspirasi melalui pengeras suara agar suara kami benar-benar terdengar,” tegas keduanya.