Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Drama Migas di Ujung Madura

Drama Migas di Ujung Madura

  • account_circle Fauzi As
  • calendar_month Rab, 18 Jun 2025
  • visibility 96

OPINI, Klik Times – Negara sedang rajin bekerja. SKK Migas dan PT Kangean Energy Indonesia (KEI) mereka turun ke laut.

Bukan untuk memancing ikan, tapi memancing harapan. Harapan untuk menambal APBN yang bolong, menambang migas dari perut laut Kangean.

Apa salah negara mencari pemasukan? Tentu tidak. Tapi apakah caranya harus dengan mengguncang dasar laut dan perasaan warga sekaligus?

Itu baru menarik untuk dibahas.

Survei Seismik 3D sedang disiapkan di perairan dangkal West Kangean, Sumenep.

Katanya sih demi kemajuan, demi “mengevaluasi prospek lapangan migas baru.” Tapi buat warga Kangean, ini seperti meminjam gelas lalu membawa seluruh isi dapur.

Bukan kisah fiksi, sejak zaman Pagerungan 1985, yang dieksplorasi adalah harapan, dan yang dieksploitasi adalah kesabaran rakyat kepulauan.

Dari sisi negara, ini penting. Produksi migas menurun. Cadangan menipis. Uang terus dicetak, tapi sumur minyak tak bertambah.

Maka dicari cadangan baru, dan Kangean, seperti biasa, jadi ‘target potensial.

Potensial untuk siapa? sayangnya selalu potensial untuk diperas, bukan dinikmati oleh penduduknya.

Tapi mari kita tenang sejenak. Jangan cepat terprovokasi. Jangan pula langsung menolak semua program Migas.

Mungkin saja, negara kali ini betul-betul ingin baik. Mungkin saja KEI ingin menjaga lingkungan.

Mungkin juga mereka hanya sedang menyiapkan kejutan yang belum diumumkan. Jalan beraspal sampai pesisir, atau listrik menyala lebih dari 12 jam. Mungkin.

Namun suara masyarakat tidak boleh dikecilkan. Ahmad Sayuti dari Lakpesdam NU dan Fadli dari Pemuda Muhammadiyah telah menyuarakan kekhawatiran.

Katanya, laut bukan sekadar ruang ekonomi. Tapi ruang hidup, ruang budaya, tapi juga ruang trauma berkepanjangan.

Apalagi di Kangean, kenangan buruk itu bukan dongeng. Ketika gas dan minyak keluar, warga malah keluar negeri. Ketika rakyat dibantu kapal besar, namun ibu hamil tetap lahir di dalam perahu kecil.

Ketika rig berdiri, rumah warga justru runtuh ekonominya. Bahkan kata Fadli, “Kami tidak anti pembangunan.” Tentu.

Siapa juga yang anti pembangunan, asal pembangunan itu bukan hanya untuk mereka yang datang dari luar dengan mobil dinas dan pulang dengan laporan manis.

Namun, kita juga harus jeli: Siapa yang berdiri paling depan menolak?

Apakah mereka betul-betul menolak karena cinta lingkungan?

Atau karena ingin mengatur ulang tawar-menawar di belakang layar?

Jangan sampai rakyat jadi barisan depan, tapi kontraknya tetap ditandatangani diam-diam oleh mereka yang berjas tapi tak berbaju nurani.

Ini penting! Jangan sampai aspirasi murni rakyat ditunggangi elite lokal yang ingin menjual penolakan di pagi hari, lalu menyepakati proyek di malam hari.

Maka, mari kita ajukan syarat:

• Survei Seismik? Boleh. Tapi audit dulu jejak yang lama.

• Pembangunan? Setuju. Tapi libatkan warga dalam pengambilan keputusan.

• Pendapatan negara? Sah. Tapi jangan jadikan masyarakat hanya sebagai penjaga pagar lokasi pengeboran.

Dan untuk semua pihak yang sekarang tampil vokal: jangan sekadar nyaring di mikrofon, tapi diam ketika diberikan jatah.

Kalau menolak, tolak dengan terang. Kalau mendukung, dukung dengan akal sehat.

Jangan jadi pejuang yang ujungnya hanya ingin jadi rekanan.

Negara butuh pemasukan. Tapi rakyat butuh kejelasan. Migas adalah milik bersama, bukan milik pemodal yang datang lima tahun sekali.

Maka jangan biarkan seismik mengguncang kepercayaan, dan jangan biarkan tanah Kangean hanya jadi kisah tentang minyak yang tak pernah jadi milik penduduknya.

Terakhir pesan pada saudaraku di Kangean, kadang di dalam barisan idealisme masyarakat, ada manuver diam-diam elite lokal yang hanya bisa dideteksi oleh nurani dan sedikit akal.

 

***

**) Opini Ditulis oleh Fauzi AS, Pengamat Kebijakan Publik. 

**) Tulisan artikel sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan tidak termasuk tanggung jawab media Klik Times.id

**) Rubrik terbuka untuk umum. Panjang tulisan maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata.

**) Artikel Dikirim ke email resmi redaksi Klik Times.id

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirimkan apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Klik Times.id.

  • Penulis: Fauzi As

Rekomendasi Untuk Anda

  • SKK Migas-KEI Tegaskan Survei Seismik di Kangean Sumenep Pakai Teknologi Canggih OBN

    SKK Migas-KEI Tegaskan Survei Seismik di Kangean Sumenep Pakai Teknologi Canggih OBN

    • calendar_month Kam, 19 Jun 2025
    • account_circle M. Faizi
    • visibility 39
    • 0Komentar

    SUMENEP – SKK Migas bersama Kangean Energy Indonesia (KEI) menggelar sosialisasi survei seismik 3D di zona perairan dangkal West Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Survei ini disebut menggunakan teknologi terbaru berbasis Ocean Bottom Nodal (OBN) untuk mendapatkan data geologi bawah laut secara lebih akurat. Kegiatan sosialisasi dimulai dari Kantor Kecamatan Arjasa, lalu berlanjut ke Desa […]

  • Festival Desa Wisata Sumenep Dikritik, Dinilai Seremonial dan Tak Sentuh Masalah Utama Pariwisata

    Festival Desa Wisata Sumenep Dikritik, Dinilai Seremonial dan Tak Sentuh Masalah Utama Pariwisata

    • calendar_month Sab, 21 Jun 2025
    • account_circle Redaksi
    • visibility 38
    • 0Komentar

    SUMENEP – Festival Desa Wisata yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep kembali menuai kritik tajam. Meskipun diklaim sebagai ajang untuk mempromosikan potensi desa wisata di Madura, pelaksanaan festival ini dinilai jauh dari persoalan utama sektor pariwisata daerah, terutama pada destinasi yang justru dikelola langsung oleh Pemkab. Acara tahunan ini melibatkan desa wisata dari tiga kabupaten […]

  • Polwan Polres Sumenep Turun Tangan Amankan Sholat Jumat, Bantu Warga Lansia Menyeberang

    Polwan Polres Sumenep Turun Tangan Amankan Sholat Jumat, Bantu Warga Lansia Menyeberang

    • calendar_month Jum, 20 Jun 2025
    • account_circle Redaksi
    • visibility 32
    • 0Komentar

    SUMENEP – Aksi humanis ditunjukkan jajaran Polisi Wanita (Polwan) Polres Sumenep, Jawa Timur. Mereka diterjunkan langsung ke lapangan untuk melakukan pengamanan dan pengaturan lalu lintas saat pelaksanaan ibadah Sholat Jumat, Jumat (20/6/2025). Kehadiran Polwan ini menjadi solusi saat personel polisi laki-laki tengah melaksanakan ibadah Jumat. Selain mengatur lalu lintas, para Polwan juga memberikan bantuan kemanusiaan, […]

  • Penolakan Survei Seismik 3D di Perairan Kangean, DPRD Sumenep: “Jangan Paksakan Jika Berat Sebelah”

    Penolakan Survei Seismik 3D di Perairan Kangean, DPRD Sumenep: “Jangan Paksakan Jika Berat Sebelah”

    • calendar_month Kam, 19 Jun 2025
    • account_circle Redaksi
    • visibility 34
    • 0Komentar

    SUMENEP – Penolakan rencana survei seismik tiga dimensi (3D) untuk eksplorasi minyak dan gas (migas) di wilayah perairan dangkal West Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, terus mendapat dukungan dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari anggota Komisi III DPRD Sumenep, Akhmadi Yazid. Menurut Akhmadi, penolakan yang disuarakan masyarakat Kangean merupakan cerminan dari keresahan yang lebih […]

  • Warga Kangean Menang! Camat dan PT KEI Teken Kesepakatan Hentikan Rencana Tambang Migas

    Warga Kangean Menang! Camat dan PT KEI Teken Kesepakatan Hentikan Rencana Tambang Migas

    • calendar_month Jum, 27 Jun 2025
    • account_circle Redaksi
    • visibility 24
    • 0Komentar

    SUMENEP – Tekanan publik dari masyarakat Pulau Kangean, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep akhirnya membuahkan hasil. Perjuangan panjang menolak rencana eksplorasi migas di kawasan kepulauan tersebut berujung pada penandatanganan kesepakatan antara pihak perusahaan PT KEI dan Camat Arjasa untuk menghentikan seluruh tahapan proyek tambang. Kesepakatan ini diteken pada 16 Juni 2025 dalam forum terbuka di Kecamatan […]

  • Bangunan PKBM Al-Masthuriyah di Basoka Sumenep Diduga Fiktif, Warga Pertanyakan Keberadaan Gedung dan Fasilitas

    Bangunan PKBM Al-Masthuriyah di Basoka Sumenep Diduga Fiktif, Warga Pertanyakan Keberadaan Gedung dan Fasilitas

    • calendar_month Sen, 23 Jun 2025
    • account_circle Redaksi
    • visibility 208
    • 0Komentar

    SUMENEP – Keberadaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Al-Masthuriyah di Dusun Basoka Tengah, Desa Basoka, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur tengah menjadi sorotan publik. Lembaga pendidikan nonformal tersebut diduga tidak memiliki fasilitas belajar mengajar yang memadai bahkan disinyalir fiktif. Warga setempat mempertanyakan eksistensi fisik gedung PKBM tersebut. Mereka mengaku tidak pernah melihat bangunan yang […]

You cannot copy content of this page

expand_less