Bapanas dan DKPP Sumenep Gelar Pelatihan Manajemen LPM, Perkuat Ketahanan Pangan Lokal

- Jurnalis

Selasa, 17 Juni 2025 - 22:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kegiatan pelatihan manajemen pemasaran dan keuangan bagi Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) di Bragung, Sumenep. (kliktimes.id/istimewa)

i

Kegiatan pelatihan manajemen pemasaran dan keuangan bagi Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) di Bragung, Sumenep. (kliktimes.id/istimewa)

SUMENEP – Bapanas (Badan Pangan Nasional) bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep terus mendorong penguatan kelembagaan petani melalui peningkatan kapasitas manajemen.

Salah satu upaya tersebut diwujudkan melalui kegiatan pelatihan manajemen pemasaran dan keuangan bagi Lumbung Pangan Masyarakat (LPM), yang digelar di Dusun Lengkong Timur, Desa Bragung, Kecamatan Guluk-Guluk, Selasa (17/6/2025).

Pelatihan yang dilaksanakan di LPM Gapoktan Sumber Agung ini merupakan bagian dari program penguatan ketahanan pangan lokal di tahun anggaran 2025.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, DKPP Sumenep, Bapanas (Badan Pangan Nasional) , Brin (Badan Riset dan Inovasi Nasional), PT Sayur Sleman Indonesia, Gapoktan dan BPP Kecamatan setempat.

Kepala DKPP Sumenep melalui perwakilan Kabid ketersediaan dan kerawanan pangan, Drs. Achmad Hidayat, M.S,i dalam sambutannya menyampaikan bahwa kebijakan cadangan pangan daerah merupakan bagian penting dari strategi nasional untuk mewujudkan kedaulatan, kemandirian dan ketahanan pangan.

Menurutnya, pendekatan yang digunakan tidak semata bersifat teknokratis tetapi juga mengedepankan nilai-nilai lokal yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat.

“Kebijakan ini tidak hanya bertumpu pada pemenuhan kebutuhan dasar pangan tetapi juga mengakar kuat pada kearifan lokal. Pemerintah daerah menjadi garda terdepan dalam pelaksanaannya, memastikan keberlanjutan dan ketersediaan pangan di setiap lapisan masyarakat,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa program pengembangan cadangan pangan masyarakat merupakan bentuk konkret kesiapsiagaan daerah dalam menghadapi potensi kerawanan pangan. Keberadaan lumbung pangan masyarakat dinilai penting untuk menjaga stabilitas pangan khususnya saat terjadi bencana alam, musim kemarau panjang atau gangguan produksi akibat faktor eksternal.

“Kegiatan pengembangan cadangan pangan masyarakat adalah sarana penyimpanan dan pengelolaan pangan untuk mengantisipasi terjadinya kerawanan pangan, keadaan darurat serta gangguan produksi terutama pada musim kemarau,” tambahnya.

Sementara Perwakilan Bapanas, Asti Mintoraras, menyampaikan pentingnya pelatihan manajemen bagi Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) sebagai bagian dari monitoring dan evaluasi terhadap program penguatan cadangan pangan berbasis masyarakat.

Ia menekankan bahwa pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memanfaatkan alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) dalam mendukung penguatan fisik dan kelembagaan LPM pada tahun 2025.

“Sejak terbitnya Perpres Nomor 66 Tahun 2021 tentang Badan Pangan Nasional, pemerintah mendorong lahirnya kemandirian pangan nasional. Dan mulai 2025, LPM kembali dihidupkan sebagai instrumen strategis dalam sistem ketahanan pangan daerah,” ujarnya.

Ia juga memberikan apresiasi kepada DKPP Kabupaten Sumenep yang tetap merangkul Gapoktan di tengah kondisi transisi kelembagaan tersebut. Salah satunya adalah Gapoktan Sumber Agung yang tetap aktif dan mampu menjalankan fungsinya hingga kini.

Lebih lanjut, Asti menyebut bahwa Presiden Prabowo Subianto mendorong lahirnya Koperasi Merah Putih sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan. Salah satu peran penting koperasi ini adalah dalam mendukung proses hilirisasi hasil pertaloka seperti penggilingan dan distribusi pangan lokal.

“Ke depan, program ini akan terus dilanjutkan dan diperkuat,” tegasnya.

Dari sisi perencanaan, Asti menambahkan bahwa pihak Bapanas telah mengusulkan dukungan kegiatan non fisik untuk tahun anggaran 2025. Usulan tersebut mencakup biaya operasional sebesar Rp50 juta dan dua kali pelatihan dengan total nilai yang sama.

“Setelah pelatihan ini, akan ada satu sesi lanjutan. Diharapkan Dinas terkait bisa merancang materi yang lebih spesifik, tidak hanya pemasaran tetapi juga manajemen stok dan kemasan,” pungkasnya. (*)

Facebook Comments Box

Follow WhatsApp Channel kliktimes.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Perangkat Desa di Sumenep Jadi Tersangka Curanmor, Aktivis Desak Hukuman Maksimal
Langkah Prematur Ubaid Abdul Hayat, Alarm Ingatkan PKDI Terancam Jadi Arena Konflik Kades
Pengurus HMI Komisariat Tarbiyah UIN Madura 2025-2026 Resmi Dilantik di Pamekasan
Kades Sapeken Dilaporkan Atas Dugaan Penganiayaan, Joni Junaidi Bantah: “Itu Bentuk Pembinaan”
Forkopimda Sumenep Luncurkan Video Klip Indonesia Raya, Getarkan Nasionalisme Warga
Dirut RSUD Sumenep Imbau Keluarga Pasien Lebih Disiplin Jaga Kebersihan
Dugaan Anak Aniaya Ayah hingga Tewas di Sumenep, Polisi Lakukan Observasi Kejiwaan
Belanja Mamin Dinsos P3A Sumenep Capai Rp242 Juta, Publik Pertanyakan Efisiensi

Berita Terkait

Kamis, 21 Agustus 2025 - 15:52 WIB

Perangkat Desa di Sumenep Jadi Tersangka Curanmor, Aktivis Desak Hukuman Maksimal

Kamis, 21 Agustus 2025 - 13:41 WIB

Langkah Prematur Ubaid Abdul Hayat, Alarm Ingatkan PKDI Terancam Jadi Arena Konflik Kades

Kamis, 21 Agustus 2025 - 13:14 WIB

Pengurus HMI Komisariat Tarbiyah UIN Madura 2025-2026 Resmi Dilantik di Pamekasan

Rabu, 20 Agustus 2025 - 19:01 WIB

Kades Sapeken Dilaporkan Atas Dugaan Penganiayaan, Joni Junaidi Bantah: “Itu Bentuk Pembinaan”

Rabu, 20 Agustus 2025 - 10:59 WIB

Forkopimda Sumenep Luncurkan Video Klip Indonesia Raya, Getarkan Nasionalisme Warga

Berita Terbaru