Bangunan PKBM Al-Masthuriyah di Basoka Sumenep Diduga Fiktif, Warga Pertanyakan Keberadaan Gedung dan Fasilitas
- account_circle Redaksi
- calendar_month Sen, 23 Jun 2025
- visibility 208

Foto Ilustrasi.
SUMENEP – Keberadaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Al-Masthuriyah di Dusun Basoka Tengah, Desa Basoka, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur tengah menjadi sorotan publik.
Lembaga pendidikan nonformal tersebut diduga tidak memiliki fasilitas belajar mengajar yang memadai bahkan disinyalir fiktif.
Warga setempat mempertanyakan eksistensi fisik gedung PKBM tersebut. Mereka mengaku tidak pernah melihat bangunan yang secara khusus difungsikan untuk kegiatan belajar meskipun lembaga itu diklaim memiliki sejumlah ruang kelas.
“Katanya lembaga pendidikan alternatif masyarakat tapi bangunan yang digunakan khusus untuk kegiatan belajar nggak ada,” ujar seorang warga yang enggan disebut namanya kepada Klik Times, Senin (23/6/2025).
Menurut penuturan warga lainnya, kegiatan pembelajaran di PKBM Al-Masthuriyah diduga berlangsung di rumah penduduk bukan di ruang kelas seperti umumnya lembaga pendidikan. Selain itu, warga juga menyayangkan minimnya sarana penunjang seperti fasilitas sanitasi.
“Mirisnya, toiletnya saja nggak ada. Kalau benar ada kelas belajar harusnya fasilitas dasar seperti itu tersedia,” tambah warga tersebut.
Dari penelusuran Klik Times, PKBM Al-Masthuriyah tercatat memiliki 12 unit ruang kelas. Namun, hingga saat ini belum ditemukan keberadaan fisik bangunan tersebut di lokasi yang disebutkan dalam administrasi lembaga.
Sebagai informasi, PKBM sendiri merupakan salah satu program strategis pemerintah dalam memberikan layanan pendidikan nonformal bagi masyarakat khususnya mereka yang tidak sempat menempuh pendidikan formal atau putus sekolah. Di wilayah seperti Rubaru, keberadaan PKBM semestinya menjadi solusi untuk memperluas akses pendidikan.
Sementara Kepala PKBM Al-Masthuriyah, Mahfud Reyadi, saat di konfirmasi Klik Times pada Senin (23/6/2025) Pukul 10.37 WIB malah memberikan jawaban yang terkesan tidak profesional. Responnya terkesan mangkir dari pertanyaan sebagaimana diajukan oleh Klik Times.
“Iye mun nak kanak mare tak mareh urusen reah, engkok terro tettieh Media keyah pas ma nyaman noles tot nyarotot makeah tak lulus UKW. (Iya, kalau persoalan ini tak kunjung selesai, saya juga ingin memposisikan diri sebagai Media – aktif menulis meski statusnya tidak UKW) , ” ujarnya dengan nada membuncah.
Namun, dugaan adanya lembaga fiktif seperti di Al-Masthuriyah menimbulkan kekhawatiran akan lemahnya pengawasan dan verifikasi terhadap lembaga-lembaga nonformal yang beroperasi dengan dana negara.
Jika benar kegiatan di PKBM tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya, hal ini tidak hanya mencederai semangat pemerataan pendidikan tetapi juga berpotensi menimbulkan kerugian negara akibat penggunaan dana yang tidak tepat sasaran.
Klik Times akan terus berupaya menindaklanjuti dugaan bangunan fiktif tersebut kepada pihak-pihak terkait guna kejelasan lebih lanjut.
- Penulis: Redaksi