PAMEKASAN | KLIKTIMES.ID – Rencana aksi sejumlah aktivis ke Kantor Bea Cukai Madura mendadak kandas. Padahal, aksi itu semula digadang bakal menyoroti dugaan penyalahgunaan pita cukai yang menyeret nama salah satu perusahaan rokok, PR Jalluh, di wilayah Kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep.
PR Jalluh yang berlokasi di Dusun Jalinan, Desa Payudan Daleman, Guluk-Guluk, Sumenep, disebut-sebut dikendalikan Haji Rofik. Meski kabarnya tidak lagi aktif memproduksi rokok, perusahaan ini justru ramai diperbincangkan.
Isu yang beredar, PR Jalluh masih rutin menebus pita cukai meski produksi berhenti. Dugaan itulah yang semula jadi bahan bakar rencana aksi demo ke Bea Cukai Madura. Namun, rencana aksi itu mendadak kandas tanpa penjelasan, meninggalkan tanda tanya besar di publik.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Koordinator Gerakan Pemuda Republik (GPR), Firdaus Maza, mengaku kecewa dengan batalnya aksi itu. Ia bahkan menyindir ada kemungkinan aktivis yang mundur karena “masuk angin”.
“Kalau memang serius ingin mengawal dugaan penyalahgunaan pita cukai, kenapa tiba-tiba aksi dibatalkan? Jangan-jangan ada gerakan ‘masuk angin’ yang membuat idealisme aktivis melunak di tengah jalan,” kata Firdaus, Jumat (12/9/2025).
Firdaus menilai pembatalan aksi tak bisa dianggap sekadar masalah teknis. Menurutnya, ada kemungkinan bayang-bayang kompromi politik atau kepentingan tertentu ikut bermain.
“Isu cukai ini bukan perkara remeh. Ada uang negara, ada keadilan antar pelaku usaha, dan ada dampak langsung bagi masyarakat. Kalau tiba-tiba diam, wajar publik berspekulasi dan mempertanyakan integritas gerakan,” tegasnya.
Lebih jauh, Firdaus menilai kandasnya aksi ini bisa menjadi cermin rapuhnya konsistensi gerakan mahasiswa dan aktivis belakangan ini. Ia mengingatkan, gerakan moral seharusnya tahan uji, bukan goyah oleh tekanan atau bujukan.
“Jangan sampai aktivis yang selama ini dielu-elukan sebagai corong rakyat, malah main mata dengan pihak yang diduga melanggar. Itu sama saja mengkhianati amanah publik,” ujarnya.
Meski aksi gagal digelar, GPR menegaskan tetap akan mengawal isu dugaan penyalahgunaan pita cukai tersebut hingga tuntas.
“Kami tidak akan berhenti. Kalau ada yang mundur karena masuk angin, biarlah publik yang menilai. Yang jelas, dugaan penyalahgunaan pita cukai ini harus dibongkar sampai akar,” pungkas Firdaus.