Pelatihan Batik Shibori di Sumenep: Perpaduan Budaya Jepang dan Kearifan Lokal untuk Pemberdayaan Perempuan

- Jurnalis

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:26 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua TP-PKK Sumenep, Ny. Hj. Nia Kurnia Fauzi, bersama peserta dan narasumber pelatihan batik Shibori berfoto bersama usai kegiatan di Sekretariat TP-PKK (Foto:Klik Times).

i

Ketua TP-PKK Sumenep, Ny. Hj. Nia Kurnia Fauzi, bersama peserta dan narasumber pelatihan batik Shibori berfoto bersama usai kegiatan di Sekretariat TP-PKK (Foto:Klik Times).

SUMENEP – Komitmen Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam melestarikan budaya dan mendorong pemberdayaan perempuan kembali ditunjukkan melalui pelatihan unik dan inspiratif: pelatihan desain batik dengan teknik Shibori, sebuah metode tradisional dari Jepang yang kini dipadukan dengan semangat kreatif perempuan Madura.

Kegiatan yang digelar pada Kamis, 10 Juli 2025, di Sekretariat TP PKK Kabupaten Sumenep ini diinisiasi oleh TP-PKK melalui Pokja III, bekerja sama dengan Wirausaha Muda Sumenep (WMS). Puluhan perempuan dari berbagai kalangan hadir untuk belajar teknik pewarnaan kain ala Jepang yang sarat filosofi dan keindahan.

Pelatihan dibuka langsung oleh Ketua TP PKK Sumenep, Ny. Hj. Nia Kurnia Fauzi, yang dalam sambutannya menegaskan bahwa Shibori bukan sekadar teknik membatik, melainkan jendela baru bagi perempuan Sumenep untuk berkarya di kancah ekonomi kreatif global.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kami ingin agar batik Sumenep hadir dengan wajah baru. Teknik Shibori menawarkan keunikan yang khas eksklusif, tidak bisa diulang dan sarat estetika. Inilah nilai jual baru yang perlu digali,” ujar Nia.

Diketahui, Shibori berasal dari kata Jepang “shiboru” yang berarti memeras atau mengikat. Teknik ini menciptakan pola kain melalui proses lipat, ikat, jepit dan celup, yang menghasilkan motif abstrak nan eksklusif. Setiap kain Shibori memiliki keunikan tersendiri karena tidak ada pola yang bisa diulang secara persis.

Keunikan inilah yang dinilai cocok dikembangkan di Sumenep sebagai varian baru batik lokal yang lebih dinamis dan berdaya saing. Penggabungan teknik Jepang dengan karakter budaya Madura membuka ruang ekspresi yang lebih luas bagi para pembatik perempuan.

“Batik bukan sekadar kain. Ia adalah ekspresi budaya. Ketika kita menggabungkan teknik Shibori dengan nilai lokal, kita menciptakan sesuatu yang baru dan kuat sebagai identitas Sumenep,” tutur Busaki, salah satu narasumber pelatihan.

Tak hanya teknik, pelatihan ini juga mengusung pendekatan produksi beretika. Peserta dikenalkan pada pewarna alami yang lebih ramah lingkungan, sejalan dengan prinsip keberlanjutan.

“Batik kita harus indah secara visual dan etis secara produksi. Pewarna alami bukan hanya sehat untuk bumi, tapi juga membawa nilai tambah bagi produk,” jelas Nia.

Ketua TP-PKK Nia Kurnia Fauzi tak menutupi mimpinya melihat batik Sumenep tampil di panggung nasional hingga internasional. Baginya, langkah kecil dari desa harus dimulai dengan tekad besar dan kerja kolektif.

“Karya ibu-ibu ini bisa jadi oleh-oleh yang bercerita. Bisa menembus etalase butik ibu kota, bahkan catwalk dunia. Tapi itu semua harus dimulai dari sini, dari pelatihan, dari semangat ibu-ibu di rumah,” ungkapnya penuh harap.

Ia juga mengajak seluruh stakeholder untuk bersinergi mulai dari dinas koperasi, perdagangan hingga lembaga keuangan guna memastikan pelaku usaha batik mendapatkan akses modal dan pasar.

Pelatihan ini tak sekadar seremoni, tetapi langkah strategis membangun ekosistem ekonomi kreatif berbasis budaya, dengan perempuan sebagai motor penggeraknya. Peserta dibekali keterampilan desain, filosofi motif, hingga strategi pemasaran digital agar siap bersaing di era global.

“Batik Shibori bukan hanya soal teknik. Ia adalah jembatan antara tradisi dan inovasi. Dari Jepang ke Madura, dari kain ke makna, dari tangan ibu ke pasar dunia,” kata Busaki menutup sesi pelatihan.

Dengan inisiatif ini, TP-PKK Sumenep menegaskan posisinya sebagai pelopor gerakan pemberdayaan perempuan yang inovatif, berbasis kearifan lokal namun berpikiran global. Batik Shibori menjadi simbol transformasi dari budaya asing menjadi kekuatan lokal, dari kain menjadi karya, dari perempuan menjadi agen perubahan.

Follow WhatsApp Channel kliktimes.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Perangkat Desa di Sumenep Jadi Tersangka Curanmor, Aktivis Desak Hukuman Maksimal
Langkah Prematur Ubaid Abdul Hayat, Alarm Ingatkan PKDI Terancam Jadi Arena Konflik Kades
Pengurus HMI Komisariat Tarbiyah UIN Madura 2025-2026 Resmi Dilantik di Pamekasan
Kades Sapeken Dilaporkan Atas Dugaan Penganiayaan, Joni Junaidi Bantah: “Itu Bentuk Pembinaan”
Forkopimda Sumenep Luncurkan Video Klip Indonesia Raya, Getarkan Nasionalisme Warga
Dirut RSUD Sumenep Imbau Keluarga Pasien Lebih Disiplin Jaga Kebersihan
Dugaan Anak Aniaya Ayah hingga Tewas di Sumenep, Polisi Lakukan Observasi Kejiwaan
Nova Harivan Paloh Gelar Pesta Rakyat & Bazar UMKM Meriahkan HUT RI ke-80

Berita Terkait

Kamis, 21 Agustus 2025 - 15:52 WIB

Perangkat Desa di Sumenep Jadi Tersangka Curanmor, Aktivis Desak Hukuman Maksimal

Kamis, 21 Agustus 2025 - 13:41 WIB

Langkah Prematur Ubaid Abdul Hayat, Alarm Ingatkan PKDI Terancam Jadi Arena Konflik Kades

Kamis, 21 Agustus 2025 - 13:14 WIB

Pengurus HMI Komisariat Tarbiyah UIN Madura 2025-2026 Resmi Dilantik di Pamekasan

Rabu, 20 Agustus 2025 - 19:01 WIB

Kades Sapeken Dilaporkan Atas Dugaan Penganiayaan, Joni Junaidi Bantah: “Itu Bentuk Pembinaan”

Senin, 18 Agustus 2025 - 22:28 WIB

Dirut RSUD Sumenep Imbau Keluarga Pasien Lebih Disiplin Jaga Kebersihan

Berita Terbaru