Hari Krida Pertanian Nasional, Momentum Menguatkan Semangat Pelaku Agrikultur Indonesia

- Jurnalis

Jumat, 20 Juni 2025 - 10:24 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pematang Sawah (Foto:zi).

i

Pematang Sawah (Foto:zi).

JAKARTA – Setiap tanggal 21 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Krida Pertanian Nasional (HKPN) sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi para petani, peternak, dan pelaku agribisnis yang telah menjadi ujung tombak sektor pertanian nasional.

Peringatan ini tak sekadar seremoni melainkan pengingat atas pentingnya kontribusi sektor pertanian dalam menjaga ketahanan pangan, keberlanjutan sumber daya alam, serta stabilitas ekonomi nasional.

Pranata Mangsa, Warisan Leluhur yang Masih Relevan

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penetapan 21 Juni sebagai Hari Krida Pertanian bukan tanpa alasan. Tanggal tersebut merujuk pada awal musim tanam dalam sistem penanggalan tradisional yang dikenal sebagai Pranata Mangsa.

Sistem ini telah digunakan turun-temurun oleh masyarakat agraris di Indonesia, khususnya di Jawa dan sebagian wilayah lain dalam menyusun jadwal bercocok tanam, memanen bahkan melaut. Berdasarkan peredaran matahari selama satu tahun penuh, Pranata Mangsa membagi satu tahun menjadi 12 musim, masing-masing dengan karakteristik cuaca, curah hujan, arah angin, serta potensi serangan hama dan penyakit tanaman.

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pertanian RI, Pranata Mangsa masih menjadi pedoman yang relevan bagi banyak petani tradisional, khususnya di tengah perubahan iklim yang menuntut adaptasi berbasis kearifan lokal.

Simbol Harapan dan Awal Kehidupan Baru

Secara simbolik, 21 Juni tidak hanya menandai permulaan musim tanam, tetapi juga menjadi refleksi siklus kehidupan agraris: dari benih hingga panen, dari kerja keras hingga rasa syukur.

Bulan Juni hingga Juli dikenal sebagai masa panen sejumlah komoditas unggulan seperti kopi, lada, dan cengkeh. Momentum ini juga menjadi saat yang tepat bagi petani untuk melakukan evaluasi hasil produksi, menyusun rencana usaha tani, dan memperkuat jejaring usaha agribisnis.

Ragam Peringatan di Berbagai Daerah

Peringatan Hari Krida Pertanian dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan. Mulai dari doa bersama sebagai ungkapan syukur, gelar hasil pertanian, pemberian penghargaan bagi petani berprestasi, hingga pameran teknologi pertanian yang memperkenalkan inovasi bagi peningkatan produktivitas.

Di sejumlah daerah, pemerintah daerah bekerja sama dengan kelompok tani, koperasi, dan sekolah pertanian untuk menggelar penyuluhan, edukasi, serta pelatihan bagi petani muda. Langkah ini menjadi bagian dari strategi memperkuat regenerasi petani sekaligus mendorong transformasi sektor pertanian menuju sistem yang lebih berkelanjutan dan modern.

Lebih dari Sekadar Seremoni

Hari Krida Pertanian bukan hanya selebrasi. Ia merupakan pengingat kolektif bahwa pertanian adalah pilar kehidupan. Tanpa kerja keras petani, roda pangan nasional bisa tersendat. Tanpa inovasi dan keberpihakan, sektor ini bisa tertinggal dalam persaingan global.

Pemerintah pun terus mendorong berbagai program strategis, seperti digitalisasi pertanian, intensifikasi lahan, bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), serta integrasi data pertanian nasional sebagai upaya modernisasi sektor ini.

Harapan untuk Pertanian Indonesia

Di tengah berbagai tantangan, mulai dari perubahan iklim, alih fungsi lahan hingga fluktuasi harga komoditas, para pelaku utama pertanian Indonesia tetap menunjukkan ketangguhan. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang menjaga meja makan tetap penuh.

Melalui Hari Krida Pertanian Nasional, seluruh pihak diajak untuk menghormati peran petani, mendukung kebijakan yang berpihak kepada mereka, dan membangun ekosistem agribisnis yang adil dan berkelanjutan.

Dengan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, pertanian Indonesia bukan hanya bisa bertahan, tetapi juga tumbuh menjadi kekuatan ekonomi nasional yang mandiri dan tangguh.

Facebook Comments Box

Follow WhatsApp Channel kliktimes.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Perangkat Desa di Sumenep Jadi Tersangka Curanmor, Aktivis Desak Hukuman Maksimal
Langkah Prematur Ubaid Abdul Hayat, Alarm Ingatkan PKDI Terancam Jadi Arena Konflik Kades
Pengurus HMI Komisariat Tarbiyah UIN Madura 2025-2026 Resmi Dilantik di Pamekasan
Kades Sapeken Dilaporkan Atas Dugaan Penganiayaan, Joni Junaidi Bantah: “Itu Bentuk Pembinaan”
Forkopimda Sumenep Luncurkan Video Klip Indonesia Raya, Getarkan Nasionalisme Warga
Dirut RSUD Sumenep Imbau Keluarga Pasien Lebih Disiplin Jaga Kebersihan
Dugaan Anak Aniaya Ayah hingga Tewas di Sumenep, Polisi Lakukan Observasi Kejiwaan
Nova Harivan Paloh Gelar Pesta Rakyat & Bazar UMKM Meriahkan HUT RI ke-80

Berita Terkait

Kamis, 21 Agustus 2025 - 15:52 WIB

Perangkat Desa di Sumenep Jadi Tersangka Curanmor, Aktivis Desak Hukuman Maksimal

Kamis, 21 Agustus 2025 - 13:41 WIB

Langkah Prematur Ubaid Abdul Hayat, Alarm Ingatkan PKDI Terancam Jadi Arena Konflik Kades

Kamis, 21 Agustus 2025 - 13:14 WIB

Pengurus HMI Komisariat Tarbiyah UIN Madura 2025-2026 Resmi Dilantik di Pamekasan

Rabu, 20 Agustus 2025 - 19:01 WIB

Kades Sapeken Dilaporkan Atas Dugaan Penganiayaan, Joni Junaidi Bantah: “Itu Bentuk Pembinaan”

Senin, 18 Agustus 2025 - 22:28 WIB

Dirut RSUD Sumenep Imbau Keluarga Pasien Lebih Disiplin Jaga Kebersihan

Berita Terbaru