SUMENEP | KLIKTIMES.ID – Dugaan adanya permainan pita cukai yang menyeret nama Pabrik Rokok (PR) Jalluh belakangan ramai digaungkan publik. Namun isu tersebut langsung ditepis oleh owner PR Jalluh, H. Rafik.
Kepada Klik Times, Haji Rafik menegaskan bahwa tudingan itu sama sekali tidak benar. Ia menegaskan pihaknya menjalankan usaha sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Soal dugaan permainan yang ramai di publik saya pastikan tidak benar. Itu hanyalah tuduhan yang tidak berdasar, wong pabrikan kami konsisten produksi rokok,” ungkapnya, Sabtu (13/9/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Untuk memastikan kebenaran pernyataannya, Haji Rafik bahkan menunjukkan berkas resmi penebusan pita cukai kepada media mulai sejak awal berdirinya PR Jalluh hingga saat ini.
“Selama PR Jalluh berdiri itu kalkulasinya hanya ngambil 28 rem selama 3 tahun. Dan untuk tahun ini kami cuma dapat 8 rem,” jelasnya.
Lebih lanjut, pria brewokan ini menegaskan pihaknya siap terbuka bila ada pihak berwenang yang ingin melakukan pengecekan. Baginya, keterbukaan adalah cara untuk membuktikan bahwa PR Jalluh tidak pernah bermain-main dengan pita cukai.
“Kalau memang ada dugaan, silakan dicek dan dibuktikan. Kami tidak takut, karena kami memang tidak ada permainan. Justru dengan begini kami ingin masyarakat tahu, usaha ini murni dijalankan secara legal,” tegasnya.
Haji Rafik juga menilai isu yang berkembang bisa merugikan banyak pihak, bukan hanya dirinya sebagai pemilik pabrik, melainkan juga para pekerja yang menggantungkan hidup di PR Jalluh. Ia meminta publik lebih bijak dalam menyikapi isu sebelum ada bukti yang jelas.
“Isu semacam ini kalau tidak segera diluruskan bisa berdampak ke para pekerja kami. Mereka bisa merasa was-was, padahal mereka hanya ingin bekerja dengan tenang. Jadi saya minta jangan sembarangan menyebarkan kabar tanpa data,” ucapnya.
Tak hanya itu, ia menegaskan PR Jalluh selalu patuh terhadap aturan cukai, karena selain soal kepatuhan hukum, hal itu juga menyangkut citra perusahaan. Ia tidak ingin nama baik pabriknya tercoreng hanya karena isu yang tidak jelas sumbernya.
“Selama ini kami selalu berkoordinasi dengan pihak Bea Cukai. Kalau memang ada aturan baru, kami ikuti. Tidak ada alasan bagi kami untuk main-main, karena risikonya sangat besar. Jadi sekali lagi, isu ini tidak benar,” pungkasnya.