Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Menelusuri Jejak Pita Cukai di Sumenep: Antara Kepatuhan dan Kelicikan yang Nyaris Jadi Pilihan Wajib

Menelusuri Jejak Pita Cukai di Sumenep: Antara Kepatuhan dan Kelicikan yang Nyaris Jadi Pilihan Wajib

  • account_circle M. Faizi
  • calendar_month Kam, 19 Jun 2025
  • visibility 64

OPINI, Klik Times – Dalam beberapa hari ini saya agak sedikit aktif menulis tentang pita cukai. Bukan karena saya hobi bicara soal rokok, sama sekali bukan. Tapi karena di balik selembar stiker kecil itu, saya melihat sesuatu yang lebih besar. Lebih berbahaya. Lebih diam-diam.

Sebuah permainan yang halus tapi menghantam. Nyaris tak terlihat tapi dampaknya bisa mengalir sampai ke pasar, sampai ke petani tembakau bahkan sampai ke rakyat kecil yang tak pernah tahu menahu soal cukai.

Saya menyebutnya akal-akalan kelas tinggi. Karena hal Ini tidak lagi berbicara soal pelanggaran administratif, bukan pula sekadar urusan legal atau ilegal. Ini adalah bagaimana sistem yang seharusnya menjaga justru bisa disulap menjadi celah.

Saya jadi teringat Sun Tzu, ahli strategi perang dari Tiongkok ribuan tahun silam. Kalimatnya masih relevan sampai hari ini. Kira-kira begini bunyinya: “All warfare is based on deception.” (Segala bentuk peperangan dibangun atas tipu daya). 

Dan kalau kita lihat lebih dalam, perang pita cukai juga tak jauh beda. Tidak ada dentuman senjata. Tidak ada pasukan bersenjata. Tapi medan tempurnya jelas: distribusi. Korbannya nyata: negara. Dan pelan-pelan, rakyat pun jadi tumbal tanpa pernah diajak bicara.

Ini perang senyap. Tidak diumumkan. Tidak disiarkan. Tapi berlangsung terus-menerus. Dari gudang-gudang yang tersembunyi. Dari jalur distribusi yang dimanipulasi. Dari pita-pita kecil yang bisa mengaburkan status: ini legal atau ilegal?

Permainannya rapi. Pemainnya paham betul kapan muncul, kapan menghilang. Mereka bisa membuat pita cukai terlihat legal padahal palsu (SKT/SKM) . Atau sebaliknya, barangnya legal tapi pitanya dilepas, diganti, diselundupkan. Hasil akhirnya: rokok itu beredar dan seolah tak pernah salah.

Ini permainan dua kaki. Satu kaki menginjak sisi legalitas, izin lengkap, perusahaan berdiri, produksi jalan. Kaki lainnya ada di ruang gelap, diduga menjual ke seberang yang terlampau jauh dari hingar bingar.

Dan publik? Seperti biasa: telat tahu. Atau mungkin: pura-pura tidak tahu.

Yang paling menderita adalah mereka yang memilih jalan benar. Para pelaku industri kecil yang taat. Yang membayar pajak. Yang menjaga jalur distribusi. Tapi justru tersisih karena tak sanggup bersaing harga. Bagaimana bisa bersaing, kalau yang satu membayar cukai, dan yang satu lagi tidak?

Yang taat pelan-pelan mati. Yang curang tumbuh seperti jamur di musim hujan.

kendati demikian, beberapa hari terakhir ini, saya memperhatikan dengan saksama. Media mulai hangat menyoroti soal pabrikan rokok yang diduga bermain-main dengan pita cukai. Tapi sayangnya, panasnya belum benar-benar merata – sebatas permukaan dan masih setengah hati.

Padahal jejaknya sudah begitu jelas. Polanya berulang. Dan sayangnya, Sumenep , Kabupaten di ujung timur Pulau Madura makin hari makin pantas disebut sebagai “surganya ternak pita cukai.”

Istilah “ternak” ini mungkin terdengar kasar. Tapi kalau Anda menyusuri pabrikan di Kecamatan Guluk-Guluk, Ganding dan Lenteng, istilah itu jadi terasa sangat masuk akal.

Di tiga kecamatan itu, pita cukai bisa “dibesarkan” layaknya hewan peliharaan: dipelihara, disebar lalu dipanen keuntungannya. Dan semua ini terus berlangsung. Lama. Senyap. Licin.

Kalau praktik ini terus dibiarkan, kita sebagai rakyat biasa bukan hanya ditelanjangi secara moral. Kita kehilangan hal yang jauh lebih mahal: kepercayaan publik. Hilang wibawa aparat penegak hukum. Hilang akal sehat kita sebagai bangsa. Dan yang paling menyakitkan: hilangnya rasa keadilan.

Itulah sebabnya saya menulis ini terus. Saya ulang-ulang. Biar terang. Biar tak cuma jadi cerita warung kopi. Di balik selembar pita cukai, ada permainan besar yang tak main-main. Ada uang besar. Ada nama-nama besar. Dan ada rakyat yang diam-diam dilucuti haknya—perlahan tapi pasti.

Kalau negara tidak segera hadir, saya khawatir yang akan datang lebih dulu adalah kekecewaan.Dan kita tahu, dalam sejarah bangsa manapun: kekecewaan rakyat tidak pernah selesai dengan damai. Salam.

***

**) Opini Ditulis oleh M. Faizi

**) Tulisan artikel sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan tidak termasuk tanggung jawab media klik Times.id

**) Rubrik terbuka untuk umum. Panjang tulisan maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata.

**) Artikel Dikirim ke email resmi redaksikliktimes@gmail.com.

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirimkan apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi Klik Times.id.

  • Penulis: M. Faizi

Rekomendasi Untuk Anda

  • SMSI Bongkar Dugaan Bisnis Gelap Rokok di Sumenep, Bea Cukai Buka Peluang Sidak Gabungan

    SMSI Bongkar Dugaan Bisnis Gelap Rokok di Sumenep, Bea Cukai Buka Peluang Sidak Gabungan

    • calendar_month Rab, 25 Jun 2025
    • account_circle Redaksi
    • visibility 44
    • 0Komentar

    SUMENEP – Dugaan praktik curang dalam peredaran rokok ilegal dan penyalahgunaan pita cukai kembali mencuat di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kabupaten Sumenep melaporkan sejumlah temuan serius kepada Bea Cukai Madura dalam pertemuan resmi yang berlangsung pada Rabu, 25 Juni 2025. Pertemuan yang digelar di rumah dinas Bupati Sumenep itu diterima […]

  • SKK Migas-KEI Tegaskan Survei Seismik di Kangean Sumenep Pakai Teknologi Canggih OBN

    SKK Migas-KEI Tegaskan Survei Seismik di Kangean Sumenep Pakai Teknologi Canggih OBN

    • calendar_month Kam, 19 Jun 2025
    • account_circle M. Faizi
    • visibility 39
    • 0Komentar

    SUMENEP – SKK Migas bersama Kangean Energy Indonesia (KEI) menggelar sosialisasi survei seismik 3D di zona perairan dangkal West Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Survei ini disebut menggunakan teknologi terbaru berbasis Ocean Bottom Nodal (OBN) untuk mendapatkan data geologi bawah laut secara lebih akurat. Kegiatan sosialisasi dimulai dari Kantor Kecamatan Arjasa, lalu berlanjut ke Desa […]

  • HUT Bhayangkara ke-79, PSHT Sumenep Doakan Polri Semakin Profesional dan Dicintai Masyarakat

    HUT Bhayangkara ke-79, PSHT Sumenep Doakan Polri Semakin Profesional dan Dicintai Masyarakat

    • calendar_month Rab, 18 Jun 2025
    • account_circle M. Darol
    • visibility 54
    • 0Komentar

    SUMENEP – Menyambut Hari Bhayangkara ke-79, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Sumenep Pusat Madiun menyampaikan ucapan selamat kepada Kepolisian Republik Indonesia (Polri), seraya mendoakan agar institusi kepolisian semakin profesional dan dicintai masyarakat. Ucapan tersebut disampaikan langsung oleh Ketua PSHT Cabang Sumenep, Abdul Razak, mewakili seluruh jajaran pengurus dan anggota PSHT se-Cabang Sumenep, pada Rabu […]

  • Perempuan Dan Perubahan Sosial Di Madura, Antara Tradisi Dan Emansipasi

    Perempuan Dan Perubahan Sosial Di Madura, Antara Tradisi Dan Emansipasi

    • calendar_month Jum, 4 Jul 2025
    • account_circle Redaksi
    • visibility 33
    • 0Komentar

    OPINI, Klik Times – Madura yang terkenal dengan pulau garam merupakan salah satu wilayah yang kaya akan budaya dan tradisi, serta memiliki keunikan tersendiri dalam masalah sosial masyarakatnya. Salah satu hal yang menarik untuk dibahas adalah bagaimana posisi dan peran perempuan di tengah dinamika budaya Madura yang kuat, terutama dalam menghadapi perubahan sosial yang semakin […]

  • Bupati Fauzi Bantah Keras Isu Bekingi Pengusaha Rokok Ilegal: “Saya Tak Pernah Membela Siapa pun!”

    Bupati Fauzi Bantah Keras Isu Bekingi Pengusaha Rokok Ilegal: “Saya Tak Pernah Membela Siapa pun!”

    • calendar_month Sel, 1 Jul 2025
    • account_circle Redaksi
    • visibility 91
    • 0Komentar

    SUMENEP – Bupati Sumenep, Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo, menyampaikan pernyataan tegas menanggapi isu yang menyebut dirinya membekingi pengusaha rokok ilegal. Ia menepis keras tudingan tersebut dan memastikan tidak akan memberi perlindungan kepada pihak mana pun yang melanggar hukum. “Jangan sekali-kali mengatasnamakan saya untuk urusan bisnis, apalagi kalau itu melanggar hukum. Saya tidak pernah membela […]

  • Bangunan PKBM Al-Masthuriyah di Basoka Sumenep Diduga Fiktif, Warga Pertanyakan Keberadaan Gedung dan Fasilitas

    Bangunan PKBM Al-Masthuriyah di Basoka Sumenep Diduga Fiktif, Warga Pertanyakan Keberadaan Gedung dan Fasilitas

    • calendar_month Sen, 23 Jun 2025
    • account_circle Redaksi
    • visibility 209
    • 0Komentar

    SUMENEP – Keberadaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Al-Masthuriyah di Dusun Basoka Tengah, Desa Basoka, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur tengah menjadi sorotan publik. Lembaga pendidikan nonformal tersebut diduga tidak memiliki fasilitas belajar mengajar yang memadai bahkan disinyalir fiktif. Warga setempat mempertanyakan eksistensi fisik gedung PKBM tersebut. Mereka mengaku tidak pernah melihat bangunan yang […]

You cannot copy content of this page

expand_less