Berita

Bersama Dispaperkan, Mahasiswa KKN Wujudkan Ketahanan Pangan Berbasis Keluarga di Wonosobo

9
×

Bersama Dispaperkan, Mahasiswa KKN Wujudkan Ketahanan Pangan Berbasis Keluarga di Wonosobo

Sebarkan artikel ini
Wakil Bupati Wonosobo, mahasiswa KKN, dan perwakilan PKK foto bersama usai peluncuran Gerakan “Rabu Pon: Ibu Menanam Pohon” di Desa Slukatan

WONOSOBO – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 90 dari tiga perguruan tinggi ikut ambil bagian dalam mendorong program ketahanan pangan berbasis keluarga di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Kegiatan mereka difokuskan pada edukasi konsumsi pangan sehat serta peluncuran gerakan “Rabu Pon: Ibu Menanam Pohon” yang berlangsung di Lapangan Desa Slukatan, Kecamatan Mojotengah, Rabu (30/7/2025).

Para mahasiswa berasal dari UIN Saizu Purwokerto, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan Universitas Annuqayah Madura. Mereka berkolaborasi mendampingi kegiatan yang diinisiasi Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (Dispaperkan) Wonosobo.

Kegiatan ini mengusung tema edukasi pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA), serta memanfaatkan pekarangan rumah untuk budidaya tanaman pangan keluarga. Kehadiran mahasiswa disebut sangat membantu suksesnya pelaksanaan program.

“Kegiatan ini disiapkan dalam waktu singkat, tapi berkat keterlibatan mahasiswa, semuanya berjalan baik. Mereka terlibat dalam banyak hal, dari persiapan lokasi hingga pendampingan teknis,” kata Etika Hayati, Kabid Ketahanan Pangan Dispaperkan.

Selain edukasi, acara ini juga menjadi momentum peluncuran Gerakan Rabu Pon: Ibu Menanam Pohon yang digagas oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Wonosobo. Gerakan ini bertujuan mendorong perempuan memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam tanaman pangan seperti tomat, cabai, kacang panjang, pisang hingga pepaya.

“Mahasiswa memberi energi baru. Mereka membantu teknis sekaligus menyemangati warga,” ujar Siti Fatimah Nuraini, Ketua Bidang 3 Tim Penggerak PKK Wonosobo.

Tak hanya edukasi, pemerintah juga membagikan bibit tanaman dan pupuk organik kepada warga sebagai dukungan nyata. Diharapkan, tanaman yang ditanam bisa menunjang kebutuhan rumah tangga dan mendukung program makanan tambahan (PMT) untuk balita dan lansia.

Wakil Bupati Wonosobo Amir Husein yang hadir dalam kegiatan tersebut mengapresiasi sinergi lintas sektor yang terbangun. Ia menekankan pentingnya membangun ketahanan pangan dari skala rumah tangga.

“Ini bukan cuma soal menanam, tapi menanam harapan. Dari pekarangan, kita bisa membangun fondasi kemandirian keluarga,” ucapnya.

Amir juga menyoroti pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan seperti ini. Menurutnya, kegiatan berbasis masyarakat memberikan pengalaman pembelajaran yang tidak bisa didapat dari ruang kelas.

“Mahasiswa harus menyatu dengan masyarakat. Ini adalah pembelajaran kontekstual yang sesungguhnya,” tegasnya.

Kegiatan ini membuktikan bahwa membangun ketahanan pangan tak harus dimulai dari lahan luas. Dengan sinergi pemerintah, perguruan tinggi, PKK dan masyarakat, pekarangan rumah bisa menjadi solusi konkret menghadapi tantangan pangan ke depan.

Langkah kecil yang dilakukan dari rumah diharapkan bisa menjadi inspirasi daerah lain untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dari tingkat keluarga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *